Go-jek berdiri pada
tahun 2011, berawal dari cerita para tukang ojek kepada Nadiem yang merupakan pengguna ojek
yang mengatakan bahwa mereka menghabiskan waktu mereka hanya untuk menunggu
penumpang dan menunggu giliran ojek. Lalu, ia bersama teman-temannya
berinisiatif mendirikan perusahaan Go-jek yang telah memiliki lebih dari 1000
pengojek yang bekerja pada perusahaannya.
Nadiem memadukan
teknologi smartphone di usahanya ini dimana pelanggan bisa menggunakan aplikasi
tesebut untuk menggunakan layanan Go-jek. Selain itu Go-jek dilengkapi dengan
GPS sehingga kita bisa memantau posisi Go-jek kita melalui smartphone. Tarifnya
juga terukur dari seberapa jauh jarak yang kita tempuh. Selain itu, cara
pembayarannya bisa cash/credit. Dari sisi keamanan, para penggojek di Go-jek
sudah berpengalaman dan memiliki surat izin berkendara. Layanan Go-jek juga
bisa layanan antar barang dan juga layanan shopping bagi yang ini berbelanja
tanpa harus keluar rumah.
Pengojek
yang bergabung dengan Go-jek ternyata berpenghasilan rata-rata sekitar 3 juta
per bulan. Uang itu mereka terima setelah dipotong 20% dari perusahaan. Sistemnya
adalah bagi hasil, dimana 80% untuk pengojek dan 20% untuk Go-jek. Saat ini Go-jek
baru melayani diwilayah Jabodetabek, namun Nadiem berharap di masa yang akan dating
bisa melayani di kota-kota lainnya di Indonesia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar